Bioteknologi Dengan Menggunakan Jaringan Tumbuhan

Bioteknologi Dengan Menggunakan Jaringan Tumbuhan
Atas dasar teori dari Schleiden dan Schwann yang menyatakan bahwa tiap-tiap sel mampu tumbuh menjadi tanaman baru, maka diperoleh kemampuan ini yang disebut totipotensi dari sel. Dengan teori tersebut banyak dikembangkan tanaman baru yang berasal dari jaringan tumbuhan tertentu. Reproduksi tanaman dengan menggunakan jaringan tertentu tersebut disebut dengan kultur jaringan (tissue culture). Teknik ini dipopulerkan oleh Muer, Haberlant, dan Riker pada tahun 1954.
Kultur jaringan telah banyak diterapkan dalam bidang pertanian dan perkebunan dalam skala besar untuk mendapatkan bibit unggul dalam waktu yang singkat. Kultur jaringan dilakukan di dalam laboratorium dengan cara menumbuhkan sel atau jaringan tumbuhan/hewan di dalam medium buatan. Teknik ini mudah diterapkan pada tumbuhan dibandingan dengan hewan. Hal tersebut dikarenakan sel tumbuhan memiliki sifat totipotensi yang tinggi dibandingan dengan sel hewan. Dalam kultur jaringan ini hanya diperlukan sedikit bagian dari tumbuhan atau hewan, misalnya tunas, akar, atau daun. Bagian tersebut dibagi-bagi lagi dan setiap bagian ditumbuhkan dalam medium tertentu dan kondisi steril di laboratorium. Hasilnya nanti adalah organisme dalam jumlah besar dan mempunyai sifat yang sama dengan induknya.

tujuan dan manfaat dari kultur jaringan
1. Kultur jaringan dapat memperbanyak tanaman dengan sifat seperti induknya, pembiakan ini termasuk pembiakan secara vegetatif, yaitu individu baru terjadi dari bagian tubuh suatu induk. Oleh karena itu, individu yang baru terbentuk mempunyai sifat yang sama dengan induknya.
2. Perbanyakan tanaman dengan teknik ini membuat tanaman bebas dari penyakit karena dilakukan secara aseptik.
3. Penggunaan metode ini sangat ekonomis dan komersial karena bahan tanaman awal yang diperlukan hanya sedikit atau satu bagian kecil yang menghasilkan turunan dalam jumlah besar, sehingga penyediaan bibit dalam jumlah yang besar tidak memerlukan banyak tanaman induk.

cara memilih jaringan yang baik
Bahan yang diperlukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik ini bukan sembarang jaringan, melainkan jaringan yang diperkirakan dapat tumbuh dan berkembang menjadi tanaman baru. Bagian dari bahan tanaman yang diambil sekecil mungkin untuk langsung dibuat kultur jaringan disebut eksplan, yang harus memenuhi syarat berikut.
1. Jaringan tersebut sedang aktif pertumbuhannya, diharapkan pada jaringan tersebut masih terdapat zat tumbuh yang masih aktif sehingga membantu perkembangan jaringan selanjutnya.
2. Eksplan yang diambil berasal dari bagian daun, akar, mata tunas, kuncup, ujung batang dan umbi yang dijaga kesterilannya. Apabila perlu dapat diambil dari bagian yang masih terlindung secara alamiah seperti tertutup rapat oleh sisik, daun pelindung, dan sebagainya.
3. Eksplan yang diambil dari bagian yang masih muda (bila ditusuk pisau akan terasa lunak sekali).

cara mengembangbiakkan tanaman dengan kultur jaringan
1. Menyiapkan media tumbuh/persemaian jaringan berbentuk alas makanan yang bisa terbuat dari bahan agar-agar atau buah pisang, pembuatannya dengan cara berikut.
a. Pisang ambon yang telah dimasak diblender hingga lumat, kemudian dicampur dengan vacin and went yang terdiri atas komposisi: Tricalsium-phospat (0.20 g), potasium phospat (0.525 g), monopotasium phospat (0.25 g), magnesium sulfat (0.25 g), amonium sulfat (0.50 g), ferri tartrat (0.028 g), mangan sulfat (0.075 g), gula (20 g), agar-agar (8 g), air (850 cc) dan air kelapa (150 g). Untuk media cair ditambahkan akuades, sedangkan media padat dicampur dengan agar-agar.
b. Media tersebut disiapkan dalam keadaan steril dengan menggunakan mesin autoklaf dan diletakkan dalam botol/cawan petri sebagai tempat menaburkan eksplan steril yang telah disiapkan sebagai persemaian.
2. Menyiapkan jaringan/eksplan yaitu pada ujung tunas yang muda seperti ujung akar atau ujung batang dipotong-potong dengan menggunakan pisau yang steril sebesar 1-1,5 mm, kemudian potongan tersebut disterilkan dengan hipoklorit 5 % kemudian dibilas dengan akuaes steril.
3. Eksplan tersebut ditanam pada media persemaian yaitu media cair yang telah disiapkan, kemudian diletakkan di meja pengocok (shaker) yang selalu bergoyang, dilakukan selama 6 jam sehari selama 1,5 – 2 bulan dengan tujuan agar proses penyerapan zat dan penyebaran makanan merata, menjamin pertukaran udara yang lebih cepat.
4. Setelah 2 bulan maka akan tumbuh tonjolan (kalus), kalus ini kemudian dipindahkan ke media padat agar tumbuh menjadi tumbuhan kecil(plantlet). Kemudian disimpan di tempat yang suhu, kelembapan dan bahayanya dapat diatur sesuai dengan kebutuhannya.
5. Setelah calon akar dan daun tumbuh, kemudian dipindahkan ke media padat lain untuk dipisah-pisahkan agar tidak terlalu rapat sehingga menjadi tanaman yang lebih besar.
6. Tanaman yang telah tumbuh sempurna kemudian dapat dipindahkan ke pot baru dengan media tanah yang sudah diberi pupuk, jika sudah baik dan kuat dapat dipindahkan ke lahan.

Komentar

Postingan Populer