Kelompok Ekosistem Perairan (Akuatik)

Ekosistem perairan terdiri dari ekosistem air tawar dan ekosistem laut. Ekosistem air tawar contohnya meliputi kolam, sungai, danau, rawa, rawa gambut. Sedangkan, ekosistem laut misalnya hutan bakau, rawa payau, estuari, pantai berpasir, pantai berbatu, laut dangkal dan laut dalam.
Berdasarkan cara hidup organisme pada ekosistem perairan
dibedakan menjadi lima, antara lain sebagai berikut.
a. Bentos yaitu organisme yang hidupnya merangkak di dasar perairan, misalnya ketam dan cacing air.
b. Nekton yaitu organisme yang hidupnya bebas berenang secara aktif bergerak kesana kemari, misalnya ikan.
c. Neuston yaitu organisme yang hidupnya di permukaan perairan, misalnya eceng gondok, kiambang, dan laba-laba air.
d. Plankton yaitu organisme yang hidupnya melayang-layang mengikuti arus air bergantung intensitas cahaya, misalnya alga.
e. Perifiton yaitu organisme yang hidupnya menempel pada benda-benda yang ada di lingkungan air, misalnya lumut dan alga.
a . Ekosistem air tawar
Ekosistem air tawar umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1) Salinitas (kadar garam) rendah, umumnya lebih rendah daripada kadar garam plasma sel organisme yang hidup di dalamnya.
2) Kondisi lingkungannya dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.
3) Variasi suhu antara permukaan dan dasar sangat rendah, relatif sama.
4) Penetrasi cahaya di perairan kurang.
Secara fisik dan biologi, ekosistem air tawar merupakan perantara ekosistem darat dan ekosistem laut. Organisme laut yang pindah ke lingkungan air tawar, ada yang beradaptasi terhadap lingkungan payau, yaitu di muara sungai, ada yang sepanjang hidupnya pulang balik dari laut ke air tawar, ada pula yang menyesuaikan diri hidup di antara air tawar dan darat, yaitu pada daerah tepi sungai, kolam, dan tempat lembab.
Berdasarkan intensitas cahaya yang diterimanya ekosistem air tawar dikelompokkan menjadi litoral, limnetik, dan profundal.
Berdasarkan aliran airnya, ekosistem dibedakan menjadi ekosistem lotik yang airnya mengalir, misalnya sungai. Dan ekosistem lentik yang airnya tidak mengalir misalnya, danau dan kolam.
Adaptasi organisme yang hidup di air tawar untuk mengatasi kadar garam yang lebih rendah adalah dengan mengeluarkan banyak urin, sedikit minum karena air diabsorbsi lewat kulit secara osmosis, dan garam mineral diabsorbsi melalui insang.
b . Ekositem laut
Ekosistem air laut memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut.
1) Memiliki salinitas tinggi, semakin mendekati khatulistiwa semakin tinggi.
2) NaCl mendominasi mineral ekosistem laut hingga mencapai 75%.
3) Iklim dan cuaca tidak terlalu berpengaruh pada ekosistem laut.
4) Memiliki variasi perbedaan suhu di permukaan dengan di kedalaman.
Laut merupakan wilayah yang sangat luas, lebih kurang dua pertiga dari permukaan bumi. Wilayah ekosistem laut sangat terbuka sehingga pengaruh cahaya matahari sangat besar. Daya tembus cahaya matahari ke laut terbatas, sehingga ekosistem laut terbagi menjadi dua daerah, yaitu daerah laut yang masih dapat ditembus cahaya matahari, disebut daerah fotik daerah fotik daerah fotik daerah fotik daerah fotik, daerah laut yang gelap gulita, disebut daerah afotik daerah afotik daerah afotik daerah afotik daerah afotik. Diantara keduanya terdapat daerah remang-remang cahaya yang disebut daerah disfotik daerah disfotik daerah disfotik daerah disfotik daerah disfotik. Berdasarkan jarak dari pantai dan kedalamannya ekosistem laut dibedakan menjadi zona litoral, neritik, dan oseanik. Secara vertikal kedalaman dibedakan menjadi: epipelagik, mesopelagik, batio pelagik, abisal pelagik, dan hadal pelagik.
1 ) Zona litoral (kelompok ekosistem pantai)
Ada beberapa macam zona litoral, antara lain sebagai berikut.
a) Ekosistem estuaria, yaitu terdapat pada wilayah pertemuan antara sungai dan laut. Ciri estuari adalah berair payau dan vegetasi di dominasi oleh tumbuhan bakau. Berdasarkan salinitasnya estuaria dibedakan menjadi oligohalin oligohalin oligohalin oligohalin oligohalin yang berkadar garam rendah (0.5- 3%), mesohalin mesohalin mesohalin mesohalin mesohalin berkadar garam sedang (3-17%), dan polihalin polihalin polihalin polihalin polihalin berkadar garam tinggi di atas 17%.
b) Ekosistem pantai pasir, merupakan zona litoral yang terkena deburan ombak terus-menerus dan terpaan cahaya matahari selama 12 jam. Vegetasinya membentuk formasi prescaprae dan formasi baringtonia, sebagai suatu unit vegetasi yang terbentuk karena habitatnya dan diberi nama sesuai dengan nama vegetasi yang mendominasi. Pada formasi prescaprae didominasi oleh vegetasi Ipomoea pescaprae, tumbuhan lain yang hidup disini ialah Vigna, Spinifex littorius (rumput angin), Crinum asiaticum (bakung) dan Euphorbia atoto. Formasi baringtonia didominasi oleh vegetasi Borringtonia. Tumbuhan lain yang ada antara lain adalah Callophyllum, Hernandia, Hibiscus tiliaceus, Terminalia dan Erythrina. Hewan pada ekosistem pantai pasir kebanyakan hidup di dalam pasir, misalnya kepiting kecil.
c) Ekosistem pantai batu, merupakan daerah pantai yang memiliki air jernih dan berbatu. Daerah ini banyak dihuni hewan coelenterata, moluska, krustase dan tumbuhannya adalah alga bersel tunggal, alga hijau, dan alga merah.
2 ) Zona laut dangkal (Neritik)
Neritik, yaitu zona yang masih dapat ditembus cahaya matahari sampai ke dasarnya. Di daerah ini plankton, nekton dan bentos dapat hidup dengan baik. Contoh zona laut dangkal adalah ekosistem terumbu karang. Ekosistem terumbu karang hanya dapat tumbuh di dasar perairan yang jernih. Terumbu karang terbentuk dari kerangka Coelenterata. Organisme yang ada dari Alga, Porifera, Coelenterata, berbagai jenis ikan dan udang.
3 ) Zona oseanik
Merupakan wilayah ekosistem laut lepas yang kedalamannya tidak dapat ditembus cahaya matahari sampai ke dasar, sehingga bagian dasarnya paling gelap. Akibatnya bagian air dipermukaan tidak dapat bercampur dengan air dibawahnya, karena ada perbedaan suhu. Batas dari kedua lapisan air itu disebut daerah Termoklin, daerah ini banyak ikannya.

Komentar

Postingan Populer