Jaringan Hewan

1. Jaringan Epitel
Coba rabalah permukaan kulit pada tangan Anda! Bagaimana teksturnya? Kulit kita membungkus jaringan-jaringan yang ada di dalamnya. Di dalam permukaan kulit kita banyak ditemui jaringan, di antaranya daging, darah, saraf, dan lain-lain. Lapisan pembungkus luar itulah yang disebut jaringan epitel. Tidak hanya pada permukaan kulit tangan saja, pada permukaan luar dari organ-organ dalam pun juga dibungkus oleh jaringan epitel ini. Organ dalam tersebut antara lain jantung, hati, ginjal, usus, dan sebagainya sehingga jaringan epitel selalu ada di setiap organ tubuh sebagai pembungkus atau penutup. Jaringan epitel merupakan perkembangan dari ekstoderm dan endoderm. Epitel terdapat pada setiap permukaan luar dan dalam tubuh untuk melapisi organ-organ tubuh. Epitel yang menutupi permukaan luar tubuh juga dibatasi oleh epithelium yang disebut mesotelium. Ada juga epithelium yang terbungkus untuk menangkap rangsang dari luar yang disebut neuropitelium. Jaringan epitelium memiliki banyak fungsi di dalam tubuh, antara lain seperti berikut.
a. Untuk melindungi jaringan yang ada di dalamnya, misalnya epitel kulit.
b. Untuk melakukan fungsi absorbsi, misalnya epitel jonjot usus.
c. Untuk melakukan fungsi filtrasi, misalnya epitel pada nefron ginjal.
d. Sebagai pintu gerbang masuk dan keluarnya zat, misalnya epitel alveolus paru-paru.
e. Untuk melakukan fungsi sekresi, yaitu menghasilkan getah cair. Misalnya epitel kelenjar ludah, tiroid, hipofisis, dan lain-lain.
f. Untuk melakukan fungsi sebagai neuroreseptor, yaitu menerima rangsang dari luar. Epitelium ini terdapat pada alat-alat indra.
Jaringan epitel dapat digolongkan berdasarkan hal-hal berikut.
a. Bentuk sel di lapisan atas atau luarnya
Jaringan epitel ini dibedakan atas epitel pipih, epitel kubus, epitel silindris dan epitel bersilia.
b. Susunan sel dan jumlah lapisan selnya
Jaringan epitel ini dibedakan atas epitel selapis dan berlapis banyak.
c. Fungsinya
Ditinjau dari fungsinya, jaringan epitel dibedakan atas epitel pelindung (protektif), epitel kelenjar, dan epitel sensoris. Dari hal-hal di atas jaringan epitel dapat digolong-golongkan sesuai dengan bentuk dan susunannya, yaitu sebagai berikut.
1) Epitelium Pipih Berlapis Tunggal
Epitelium ini memiliki bentuk sel yang pipih dan hanya terdiri atas satu lapis sel saja, dengan inti berada di tengah sehingga terlihat sangat tipis. Akibat kondisi ini, epitelium bersifat semipermeabel. Jaringan berfungsi sebagai jalan pertukaran zat dari luar ke dalam tubuh atau sebaliknya. Misalnya pada dinding pembuluh darah, limfa, ginjal, alveolus paru-paru, selaput jantung, dan lain-lain.Biologi SMA/MA Kelas XI 72
2) Epitelium Pipih Berlapis Banyak
Bentuk epitelium pipih berlapis banyak adalah pipih dengan inti berada di tengah. Sel-selnya tersusun rapat dan berlapis-lapis. Fungsi epitelium ini untuk melindungi jaringan-jaringan yang ada di bawahnya. Epitel ini terdapat pada rongga mulut, permukaan kulit, esofagus, dan rongga hidung.
3) Epitelium Kubus Berlapis Tunggal
Jaringan epitel ini berbentuk kubus dengan inti di tengah. Epitel ini berfungsi dalam proses pengeluaran zat-zat atau kelenjar yang dibutuhkan tubuh dan proses penyerapan. Jenis epitelium ini terdapat pada kelenjar tiroid, ovarium, dan tubula ginjal.
4) Epitelium Kubus Berlapis Banyak
Bentuk sel epitelium kubus berlapis banyak seperti kubus, dengan inti berada di tengah dan tersusun dari berlapis-lapis sel kubus. Epitelium ini berfungsi dalam proses sekresi. Misalnya, terdapat pada kelenjar keringat, kelenjar minyak, ovarium dan buah zakar.
5) Epitelium Silindris Berlapis Tunggal
Epitelium silindris berlapis tunggal berbentuk batang memanjang dengan inti di dekat permukaan sel. Fungsi jaringan ini adalah untuk pengeluaran zat-zat di dalam tubuh, penyerapan zat, perlindungan, dan melicinkan. Epitelium ini terdapat pada dinding usus, lambung dan oviduk.
6) Epitelium Silindris Berlapis Banyak
Jenis epitelium ini berfungsi sebagai tempat sekresi dan pergerakan. Epitelium terletak pada alat-alat tubuh.
7) Epitelium Silindris Berlapis Banyak Semu
Bentuk epitel ini berlapis-lapis dan pada permukaan terluarnya memiliki bulu getar (cilia) yang berfungsi menyaring dan mengeluarkan benda asing yang masuk, misalnya debu. Epitelium ini berfungsi untuk perlindungan, sekresi, dan pergerakan zat melewati permukaan. Jaringan epitelium ini terdapat pada saluran pernapasan yaitu rongga hidung dan trakea.
8) Epitelium Transisional
Epitelium transisional berbentuk tidak menentu. Di antara sel-selnya ada yang berbentuk pipih, panjang, kubus. Jaringan ini terdapat pada ureter, kandung kemih, eretra.
9) Epitelium Kelenjar
Jaringan ini dapat mensekresikan sekret atau getah. Sekret tersebut dapat berupa enzim, keringat, air ludah, maupun hormon.
Berdasarkan cara mensekresikan cairannya, kelenjar dapat dibedakan menjadi dua yaitu sebagai berikut.Biologi SMA/MA Kelas XI 73
a) Kelenjar Eksokrin
Kelenjar eksokrin mempunyai saluran khusus untuk mengalirkan getah yang dihasilkan. Misalnya kelenjar keringat, kelenjar ludah, kelenjar bruner pada usus, kelenjar fundus pada dinding lambung.
b) Kelenjar Endokrin
Kelenjar endokrin merupakan kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus untuk mengalirkan getah. Karena tidak mempunyai saluran tersebut sehingga disebut kelenjar buntu, getah hasil sekresinya langsung dialirkan ke dalam pembuluh darah. Contoh kelenjar endokrin yaitu kelenjar tiroid, anak ginjal, dan hipofisis.

2. Jaringan konektif
Jaringan konektif mempunyai sel-sel yang susunannya tidak terlalu rapat. Jaringan ini berhubungan dengan jaringan-jaringan yang lain.
Jaringan konektif dibedakan sebagai berikut.
a. Jaringan Pengikat
Apakah yang dimaksud jaringan pengikat? Menurut asal katanya, berarti jaringan ini berfungsi mengikat. Apakah yang diikat? Sudah dijelaskan di depan bahwa organ tubuh kita tersusun dari berbagai macam jaringan, yang tersusun berlapis dari luar ke dalam. Coba Anda pikirkan bagaimana jaringan-jaringan tersebut dapat menyatu menyusun organ! Ibarat sebuah lem, maka jaringan pengikat ini melekatkan dengan erat antar-jaringan sehingga mereka dapat menyatu dan dapat berhubungan dengan baik untuk menunjang fungsi organ. Berdasarkan susunan serabut selnya,jaringan pengikat dibedakan menjadi dua.
1) Jaringan Ikat Padat
Jaringan ikat padat disebut juga sebagai jaringan serabut putih, karena terbuat dari serabut kolagen yang putih. Serabut sel pada jaringan ikat padat tersusun rapat dan kompak antara satu dengan yang lain. Jaringan ini tersusun atas serabut-serabut kolagen yang tidak elastis. Contohnya terdapat pada tendon, ujung otot yang melekat pada tulang, dermis kulit, ligamen (jaringan pengikat yang menghubungkan tulang-tulang). Jaringan ikat padat berfungsi untuk memberikan sokongan dan proteksi, menghubungkan otot-otot pada tulang-tulang (pada tendon) dan menghubungkan tulang ke tulang (pada ligamen).
2) Jaringan Ikat Longgar
Pada jaringan ini susunan serabut selnya longgar. Jaringan ini mengisi ruang di antara organ, juga membungkus saraf dan pembuluh darah yang memberikan makanan pada jaringan-jaringan di sekitarnya. Pada jaringan ikat longgar terdapat sel-sel dan serabut saraf, antara lain fibroblas dan makrofag yang mengandung serabut kolagen dan elastis.
Fungsi jaringan ikat longgar antara lain:
a) mengelilingi berbagai organ;
b) menopang sel-sel saraf dan pembuluh darah yang mengangkut zat-zatmakanan ke sel-sel dan zat buangan keluar dari sel-sel;
c) menyimpan glukosa, garam-garam dan air untuk sementara waktu;
d) menyokong jaringan dan organ.
b. Jaringan Penunjang/Penguat
Jaringan ini berfungsi untuk melindungi organ-organ tubuh yang lemah.
Jaringan penunjang terdiri atas bagian-bagian berikut.
1) Jaringan Tulang Rawan (Kartilago)
Jaringan tulang rawan mempunyai banyak matriks dan bersifat lentur yang disebut kondrin. Pada anak-anak, tulang rawan berasal dari jaringan mesenkim, tetapi pada orang dewasa dibentuk oleh perikondrium yang banyak mengandung sel pembentuk tulang rawan (kondrosit). Sel-sel tulang rawan ini terletak di dalam suatu rongga kecil yang disebut lakuna. Jaringan tulang rawan dibedakan menjadi tiga macam.
a) Tulang Rawan Hialin
Matriks tulang rawan hialin berwarna putih kebiruan, mengkilat, dan jernih. Fungsinya adalah membantu pergerakan, membantu jalannya pernapasan. Tulang rawan ini terdapat pada cakram epifisis, dan ujung rusuk.
b) Tulang Rawan Elastis
Tulang rawan elastis tersusun dari serabut kolagen dan bersifat elastis. Matriksnya berwarna kuning. Fungsinya adalah memberikan fleksibelitas dan menguatkan. Contohnya pada daun telinga, epiglotis dan bronkiolus.
c) Tulang Rawan Fibrosa
Matriks pada jaringan ini sedikit dan berwarna gelap, tetapi banyak mengandung serabut kolagen yang membentuk suatu berkas dan tersusun sejajar. Fungsinya adalah untuk memberikan kekuatan dan melindungi jaringan yang lebih dalam.
2) Jaringan Tulang Sejati (Osteon)
Jaringan tulang sejati ini tersusun oleh sel-sel tulang yang disebut osteosit. Matriksnya padat dan banyak terjadi pengapuran, antara lain kalsium karbonat dan kalsium fosfat. Proses pengapuran ini disebut kalsifikasi. Jaringan tulang ini banyak terdapat di dalam tubuh menyusun ra ngka. Fungsinya adalah melindungi organ-organ tubuh dalam yang lemah danmengikat otot-otot. Berdasarkan jumlah matriksnya jaringan tulang sejati dibedakan menjadi dua.
a) Tulang Kompak
Pada tulang kompak terdapat matriks yang banyak, rapat, dan padat.Contoh dapat dijumpai pada tulang-tulang pipa. Substansi mineral disimpan dalam lapisan tipis yang disebut lamela. Struktur mikroskopis tulang panjang menunjukkan adanya saluran-saluran memanjang yang saling berhubunganyang disebut Kanalis Havers. Havers terdiri atas lamella-lamella yang tersusun melingkari suatu saluran, yang di tengahnya terdapat pembuluh darah dan saraf. Pembuluh darah inilah yang menyuplai makanan kepada sel-sel tulang.
b) Tulang Spons (Bunga Karang)
Matriks pada tulang spons tersusun tidak rapat dan berongga. Pada tulang spons tidak terdapat sistem Havers. Contohnya pada tulang-tulang pipih.
c. Jaringan Darah dan Limfe
Darah merupakan cairan tubuh yang berfungsi sebagai alat transportasi. Sebagai alat transportasi, darah mengangkut sari-sari makanan air, O2 , CO2 dan sisa-sisa metabolisme lain serta hormon. Darah juga merupakan penghasil imunitas dan homeostasis. Pada dasarnya darah dibedakan menjadi 2 komponen, yaitu sebagai berikut.
1) Sel-Sel Darah
Sel-sel darah terdiri atas sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan sel darah pembeku (trombosit). Sel darah merah memiliki protein yang disebut hemoglobin yang bertugas untuk mengangkut O2 dan CO2 dalam darah. Sel–sel darah merah dibentuk di dalam sumsum tulang yang disebut eritoblas. Sel darah merah berbentuk cakram, bikonkaf, dan tidak berinti. Sel darah putih terdiri atas monosit, limfosit, netrofil, basofil, dan eosinofil. Sel-sel ini dibentuk di dalam sumsum tulang dan limfe. Fungsi sel darah putih ini adalah sebagai penghasil imunitas. Sedangkan trombosit adalah sel darah yang bertugas dalam proses pembekuan darah. Ukurannya lebih kecil dari sel darah merah dan berbentuk cakram. Sel-sel trombosit tidak memiliki inti
2) Plasma Darah Plasma darah adalah cairan yang mengandung sel-sel darah. Di dalam plasma darah terlarut berbagai macam zat antara lain zat makanan, protein, zat sekresi dan gas (O2 , CO2 , dan N2 ). Plasma darah mengandung serum yang berfungsi sebagai tempat pembentukan antibodi. Selain darah, cairan tubuh yang lain adalah limfe. Cairan limfe terbentuk dari air, glukosa, lemak, dan garam. Limfe berfungsi sebagai alat pengangkut cairan dan protein, emulsi lemak, dan penghasil antibodi. Komponen seluler limfe terdiri dari limfosit dan granulosit.
d. Jaringan Penghubung Berserat
Jaringan penghubung berserat tersusun dari sel-sel lemak yang berbentuk poligonal. Sel-selnya berdinding tipis dan tersusun longgar, sehingga membentuk suatu rongga. Rongga-rongga ini berisi tetes-tetes lemak.Sel-sel lemak terdapat di seluruh tubuh, yaitu di bawah lapisan kulit, sekitar ginjal, dalam bantalan/sekitar persendian dan dalam sumsum tulang panjang. Fungsi jaringan ini adalah untuk tempat penyimpanan lemak, sebagai cadangan makanan, melindungi organ-organ dalam tubuh dari suhu dingin dan bantalan.
Jaringan ini sering kita jumpai pada lapisan bawah kulit, sekitar persendian, dan di antara organ-organ dalam tubuh.
3. Jaringan Otot
Jaringan otot terdiri atas serabut-serabut otot yang tersusun oleh sel-sel otot. Serabut otot tersebut dinamakan myofibril. Sel-sel otot dibungkus oleh selaput atau membran yang disebut sarkolema. Sel-sel otot berisi suatu cairan sel yang disebut sarkoplasma. Jaringan otot terdapat pada semua anggota tubuh, baik anggota gerak maupun organ-organ dalam dan luar.
Fungsi jaringan otot ini adalah sebagai alat gerak aktif. Otot memiliki kemampuan untuk berkontraksi kemudian berelaksasi sehingga dapat menggerakkan tubuh pada tempat melekatnya otot tersebut. Otot dibedakan menjadi 3 jenis, seperti berikut.
a. Otot Lurik/Kerangka
Disebut otot lurik, karena memiliki lurik dan dapat disebut juga otot kerangka karena melekat pada kerangka, misalnya tendon, otot bisep, dan triseps. Otot ini memiliki bentuk silindris panjang dan memiliki karakteristik antara lain berinti banyak di tepi, kontraksinya di bawah kesadaran, memiliki gerakan cepat dan kuat, mudah lelah.
b. Otot Polos
Otot ini tersusun dari sel yang berbentuk gelendong, kumparan, dan memiliki inti satu di tengah. Otot polos berukuran antara 30-200 milimikron. Otot polos, mempunyai pola permukaan yang polos, tanpa adanya pola lurik melintang. Otot ini juga dilengkapi dengan saraf yang berasal dari sistem saraf tak sadar. Karakteristik otot ini antara lain, kontraksinya spontan, tetapi kerja lambat, bekerja terus-menerus tanpa disadari (involunter) dan tidak mudah lelah. Untuk berkontraksi otot polos memerlukan waktu antara 3 detik sampai 3 menit. Otot polos terdapat pada organ dalam, misalnya, usus, lambung, ginjal, pembuluh darah.
c. Otot Jantung
Disebut otot jantung karena memang letaknya hanya pada jantung saja. Otot ini memiliki struktur seperti pada otot lurik, yaitu memiliki pola lurikmelintang tetapi miofibrilnya bercabang-cabang. Sel-sel otot jantung membentuk rantai dan sering bercabang dua atau lebih membentuk sinsitium.
4. Jaringan Saraf
Jaringan saraf tersusun oleh sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron ini banyak dan bercabang-cabang, menghubungkan jaringan satu dengan yang lain. Setiap sel saraf terdiri atas badan sel saraf, akson (neurit), dendrit, dan selubung saraf. Badan sel-sel saraf kemudian berkumpul membentuk ganglion. Ganglion-ganglion ini letaknya hanya pada tempat tertentu, yaitu di kiri dan kanan sumsum tulang belakang.
Jalannya impuls dimulai dari adanya rangsangan atau stimulan dari luar yang ditangkap oleh dendrit, kemudian dilanjutkan ke badan sel. Dari badan sel impuls akan diteruskan ke akson (neurit). Akson inilah yang akan menyampaikan impuls ke sel-sel saraf yang akhirnya disampaikan ke organ efektor.
Berdasarkan fungsinya, sel-sel saraf dapat dibedakan menjadi tiga.
a. Saraf Sensorik (Neuron Aferen)
Saraf sensorik bertugas menghantarkan rangsang dari organ penerima rangsang (reseptor) ke pusat susunan saraf yaitu otak dan sumsum tulang belakang. Sekelompok badan sel neuron sensorik berkumpul membentuk ganglion yang berlanjut ke sumsum tulang belakang. Akson euron sensori membawa rangsangan menuju ke jaringan saraf pusat.
b. Saraf Motorik (Neuron Eferen)
Tugas saraf motorik adalah menghantarkan rangsang dari pusat susunan saraf ke bagian efektor. Bagian efektor berupa otot dan kelenjar. Setelah bagian efektor menerima rangsang maka akan melakukan respon tubuh.
c. Saraf Konektor (Asosiasi)
Saraf konektor bertugas menghubungkan antara saraf sensorik dan motorik. Antara saraf satu dengan yang lain saling berhubungan. Antara saraf yang satu dengan lainnya di hubungkan oleh akson. Hubungan antara sesama saraf melalui titik temu antara ujung akson neuron yang satu dengan dendrit neuron yang lain, yang disebut dengan sinaps. Fugsi sinaps adalah meneruskan rangsang dari sel saraf yang satu ke sel saraf yang lain. Sinaps mengeluarkan zat untuk mempermudah meneruskan rangsang yang disebut neurotransmitter.

Komentar

Postingan Populer